CAKARLANGIT INDONESIA - EVENT ORGANIZER & OUTBOUND PROVIDER 2

Experiential Education, Mamfaat dan Contoh Pendidikan Berbasis Pengalaman

 

Pengertian Experiential Education

Experiential education adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan pengalaman langsung sebagai cara utama untuk mendapatkan pengetahuan. Konsep ini berakar pada ide bahwa pengalaman nyata dan aktif dapat memperkuat proses belajar dan membuatnya lebih relevan dan berarti bagi pelajar.

Dalam pendekatan ini, pembelajaran tidak hanya terjadi melalui pendengaran atau melihat saja, tetapi juga melalui melakukan. Ini mencakup berbagai metode seperti praktek lapangan, magang, projek, dan simulasi. John Dewey, seorang filsuf dan pendidik Amerika, sering dikaitkan dengan pengembangan pendidikan experiential, yang dia anggap penting untuk menghubungkan pendidikan dengan pengalaman hidup nyata pelajar.

Salah satu ciri khas dari experiential education adalah refleksi. Setelah melalui pengalaman, pelajar didorong untuk memikirkan dan menganalisis apa yang mereka lakukan, apa yang mereka pelajari, dan bagaimana pengalaman tersebut dapat diterapkan dalam konteks lain atau dalam kehidupan mereka secara keseluruhan. Ini membantu pelajar untuk menginternalisasi pengetahuan dan keterampilan yang mereka kembangkan.

Experiential education dapat diterapkan di berbagai tingkatan pendidikan, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, dan juga dalam konteks pembelajaran dewasa dan pelatihan profesional. Tujuannya adalah untuk membuat pembelajaran lebih dinamis, interaktif, dan berkesan.

Mamfaat Experiential Education

Experiential education, atau pendidikan berbasis pengalaman, menawarkan berbagai manfaat bagi pelajar yang memungkinkan mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga mengembangkan keterampilan dan sikap penting. Beberapa manfaat utama dari pendekatan ini meliputi:

1. Peningkatan Retensi Pengetahuan : Pelajar cenderung mengingat apa yang mereka lakukan lebih baik daripada apa yang mereka baca atau dengar saja. Melalui kegiatan yang melibatkan tangan dan pikiran, pengetahuan menjadi lebih berkesan.

2. Pengembangan Keterampilan Praktis : Experiential education memungkinkan pelajar untuk mengembangkan keterampilan praktis yang relevan dengan kehidupan nyata dan karir mereka di masa depan. Hal ini sangat penting dalam pendidikan profesional dan teknis.

3. Peningkatan Keterampilan Kritis dan Pemecahan Masalah : Karena experiential education seringkali memerlukan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam konteks yang nyata, pelajar mengasah kemampuan berpikir kritis mereka.

4. Pengembangan Keterampilan Sosial dan Kolaborasi : Banyak aktivitas berbasis pengalaman membutuhkan kerja tim dan komunikasi, sehingga membantu pelajar mengembangkan kemampuan interpersonal dan kolaboratif.

5.  Motivasi dan Keterlibatan yang Lebih Tinggi : Pelajar sering merasa lebih termotivasi dan terlibat dalam pembelajaran ketika mereka secara aktif terlibat dalam prosesnya dan melihat relevansi langsung dari apa yang mereka pelajari terhadap kehidupan nyata.

6. Pengembangan Kepercayaan Diri : Menghadapi tantangan nyata dan mengatasi masalah nyata dapat meningkatkan kepercayaan diri pelajar. Mereka belajar untuk menghadapi kesulitan dan belajar dari kesalahan.

7. Pendidikan yang Lebih Inklusif : Metode ini dapat menyesuaikan berbagai gaya belajar, terutama bagi mereka yang mungkin tidak sesuai dengan metode pembelajaran konvensional.

8. Pendidikan Berkelanjutan : Experiential education sering melibatkan elemen refleksi yang membantu pelajar tidak hanya memikirkan apa yang mereka pelajari tetapi juga bagaimana mereka dapat terus belajar dan mengembangkan dari pengalaman tersebut.

9.  Pembentukan Koneksi yang Lebih Baik antara Teori dan Praktik : Pelajar dapat melihat bagaimana konsep-konsep teoritis diterapkan dalam praktik, yang meningkatkan pemahaman mereka tentang kedua aspek tersebut.

Secara keseluruhan, pendekatan experiential dalam pendidikan menawarkan pendekatan yang lebih holistik dalam mengembangkan tidak hanya pengetahuan tetapi juga keterampilan hidup yang esensial bagi pelajar di semua tingkat pendidikan.

Contoh Kegiatan Experiential Education :

Experiential education mencakup berbagai jenis kegiatan yang melibatkan pelajar secara langsung dalam pengalaman pembelajaran. Berikut adalah beberapa contoh kegiatan yang dapat digunakan dalam pendidikan berbasis pengalaman:

1. Magang dan Praktik Kerja : Pelajar ditempatkan di perusahaan atau organisasi untuk mendapatkan pengalaman kerja nyata. Ini memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan teoritis dalam setting profesional dan mengembangkan keterampilan praktis.

2.  Simulasi dan Role-Playing : Dalam kegiatan ini, pelajar bertindak dalam skenario yang direkayasa untuk meniru situasi dunia nyata. Ini sering digunakan dalam bidang hukum, medis, pendidikan, dan bisnis untuk mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan dan komunikasi.

3.  Studi Lapangan : Kunjungan ke situs yang relevan dengan materi kursus membantu pelajar mengamati dan menerapkan konsep yang mereka pelajari di kelas dalam konteks nyata. Misalnya, pelajar biologi yang mengunjungi hutan hujan untuk mempelajari ekosistem atau pelajar arkeologi yang melakukan penggalian.

4. Proyek Kelompok : Pelajar bekerja dalam tim untuk menyelesaikan proyek yang melibatkan penelitian, perencanaan, dan implementasi. Proyek-proyek ini sering memerlukan kolaborasi dan pemecahan masalah, serta menghasilkan produk atau presentasi akhir.

5.  Pembelajaran Berbasis Layanan (Service-Learning) : Menggabungkan pelayanan masyarakat dengan tujuan pembelajaran, pelajar berpartisipasi dalam proyek yang bermanfaat bagi masyarakat sambil meningkatkan pemahaman mereka tentang materi kursus.

6. Workshop dan Laboratorium Hands-on : Dalam ilmu pengetahuan, teknik, dan seni, pelajar sering terlibat dalam sesi laboratorium atau workshop di mana mereka bereksperimen dengan bahan dan teknik untuk membangun pemahaman praktis.

7.  Capstone Projects : Di banyak program pendidikan tinggi, pelajar diharuskan menyelesaikan proyek capstone yang komprehensif, di mana mereka menerapkan semua pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka kumpulkan selama studi mereka dalam satu proyek besar yang terintegrasi.

8.  Pembelajaran Berbasis Alam : Aktivitas di luar ruangan, seperti pendakian, pengamatan burung, atau kegiatan bertahan hidup, yang menuntut pelajar untuk menerapkan dan memperdalam pemahaman mereka tentang ilmu alam.

9.  Kuliner dan Seni : Kelas memasak atau pelajaran seni di mana pelajar langsung menciptakan produk menggunakan teknik yang diajarkan. Ini memungkinkan mereka untuk mengerti langsung tentang proses kreatif dan teknis.

10.  Pertukaran Budaya dan Studi Luar Negeri : Program yang memungkinkan pelajar untuk belajar di negara lain dan terlibat langsung dengan budaya lain adalah bentuk lain dari experiential education yang memperluas pandangan dan keterampilan interpersonal.

Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya mendidik dalam pengertian akademik tetapi juga membantu pelajar mengembangkan kepercayaan diri, kemandirian, dan keterampilan interpersonal yang penting dalam kehidupan profesional dan pribadi.

Sumber : Experiential Education https://www.aee.org/

Why Choose Cakarlangit Indonesia

Cakarlangit Indonesia telah melayani ratusan client. Baik keluarga, Komunitas, hingga perusahaan besar. Cakarlangit Indonesia bantu Event Gathering, Team Building, Training, Rafting, Paintball, Offroad anda dengan kemasan yang berkualitas.

CakarLangit Indonesia sudah tergabung dengan beberapa Asosiasi Seperti Asosiasi Experiential Learning Indonesa. 

Team yang sudah memiliki lisence dari BNSP dan mengikuti pelatihan pelatihan dari AELI, ASTGA, APGI dan Pekerja Pada Ketinggian.

Informasi dan Reservasi

error: Content is protected !!
HUBUNGI KAMI